Main Article Content

Febrina Sari
Mgs. Irsan Saleh
Poedji Loekitowati Hariani

Kemampuan chitosan untuk mengikat besi dapat diketahui dengan cara mengukur kadar ferritin serum dan deposit
besi jantung pada tikus putih wistar (Rattus norvegicus) jantan model iron overload. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah eksperimen laboratorium in vivo. Tiga puluh (30) ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6
kelompok, yaitu kelompok normal (N) diberi makanan standar dan tanpa perlakuan tertentu, kelompok control
negative (K-) diberi makanan standar dan diinjeksikan iron sucrose 75 mg/KgBB selama lima minggu (3x seminggu)
secara intraperitoneal. Kelompok perlakuan terdiri dari P1, P2, P3 diinjeksikan iron sucrose 75mg/kgBB selama lima
minggu (3x seminggu) serta diberikan tambahan perlakuan yang berbeda. Selain diberikan makanan standar,
kelompok P1 diberikan chitosan secara oral 16 mg/KgBB/hari, kelompok P2 diberikan chitosan secara oral 32
mg/KgBB/hari,sedangkan kelompok P3 diberikan chitosan oral 64 mg/KgBB/hari. Kelompok control positif (K+) pada
penelitian ini diinjeksi iron sucrose dan diberikan deferiprone 75mg/KgBB/hari secara oral. Hasilnya menunjukkan
bahwa pemberian chitosan 16mg/KgBB/hari yang diberikan secara oral tidak memiliki perbedaan secara signifikan
(p>0,05) dari pemberian deferiprone oral dalam menurunkan kadar ferritin serum dan deposit besi jantung.

Keywords: chitosan tikus wistar deferiprone